Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Dirimu Yang Telah Pergi

Mencintaimu,  Bagaikan tangan menggenggam angin  Namun tak pernah mampu untuk kusentuh  Menyayangimu,  Bagaikan tubuh memelihara duri  Namun tak pernah mampu untuk kucabut  Karna engkaulah duri yang terkenang selama ini Meski sampai saat ini sakit ini  Tidak pernah dapat terobati lagi  Namun itulah sesungguhnya rasaku  Terhadapmu selama ini  Meski sampai saat ini rintih itu  Semakin tertatih-tatih  Namun itulah sesungguhnya ketulusanku  Terhadap hatimu Adakah hatimu merasa  Adakah bathinmu melihat  Adakah cintamu memandang  Ataukah hilang rasa dalam dirimu Kini,  Aku hanya bisa menangis  Kala jelma bayangmu melintas  Kini,  Aku hanya bisa bersedih  Kala tahuku dirimu telah meninggalkanku "" Dirimu Yang Telah Pergi ""  ( Putra Jogja )

Dawai Cinta

Telah terkuak tabir tentang malammu  Bahkan tiba dan pergimu  Bagaikan denting dawai  Sang dewi rembulan  Selaksa sayup tak lagi terdengar Sejuta bintangpun kian bertaburan  Hingga menghiasi titik pasimu  Bak sutera kahyangan bermahkotakan  Manik manik nirwana  Yang kian membius angan Bisik kecilku pada kediamanku  Pergilah dengan sesuka hatimu  Tak lagi ku harap nyatamu  Meski denting dawai merdu  Mendawaikan keindahan rasa  Dalam kesunyian sepenggal Jiwa "" Dawai Cinta ""  ( Putra Jogja )

Puisi : Binar Rindu

Gambar
Desir waktu kian bergulir  Memucat paras sang nawan  Derai seketika tegup-tegup jantung  Menuntun aksara sang pemilik lara Pijak malam mengelabuhi hening  Hasrat terpendam membeku di sendi  Hingar menggelegar menggema  Hujatan seruan seribu tanya kian melontar  Haruskah ku patri rinduku di dalam bilik hati? Haruskah kusulamkan cinta di setiap palung jiwaku? Tuhan,  Bila benar binar rindu ini tak kan  Ber tuan maka redupkanlah  Bersama angan yang kerap  membayang  Di dalam purnama-purnama malam  Agar hati tak lagi melayarkan mimpi dalam kesemuannya "" Binar Rindu "" (Putra Jogja)

Senandung Kidung Rindu Kasih

Senandung kidung rindu kasih  Selalu terdengar merdu hingga  Seluruh penjuru kalbu berdansa di dalam  Sepinya hati akan kepergiaanmu  Dengan perihnya luka di dalam hati  Deraian air mata tak kunjung henti  Meskipun datangnya malam  Membawakan indahnya bintang  Dan terangnya purnama malam  Tertegun jiwa tak mampu  Tuk menggapai sebuah asa  Torehan luka yang tersisa  Tanpa senyum maupun tawa  Tanpa cinta maupun kasih sayang  Di dalam menitih gulirnya sang waktu  Semua luka telah terlukis  Menghiasi dinding hati akan  Sirnanya harapan sekerdip mata  Memangku renta dengan air mata  Mereguk semua kesenduan rasa  Semua bisikan dari dalam hati  Selalu membuatku gundah  Selembar kertas dan pena  Sahabat sepiku dalam  mengaksarakan  Segenggam luka akan tajamnya sembilu yan Telah menancap di dalam hati  Semoga terangkaianya sajak-  sajak ini  Membuka pintu ha...

Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu

Gontai langkah memijak  Kelamnya lembayung malam dalam  Genggaman sunyinya malam serasa  Kalbu di penuhi kehampaan Meskipun hati telah  mendendangkan  Seribu nyanyian rindu namun kalbu  Masih tetap terasa di penuhi  Segumpal kegundahan terangkai  Seruan sang bayu malam Serpihan demi serpihan yang  Selalu tertabur bersama isakkan  Setiap tangis ku kemas ke dalam  Sebuah bait-bait puisiku yang  Selalu menjadi sahabat sepiku Riuh pun kian lirih menyerukan tanya?  Haruskah aksara pedih itu selalu tertulis dalam bait-bait puisi kesedihanku ?  Sedangkan lentik jemari telah letih Dalam mengaksarakan  sebuah kepiluan kalbu selama ini "" Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu "" (Putra Jogja)

Sang Penghianat

Hadirmu bagaikan angin Harunya deruan sang bayu malam  Hingga sayup bisikan malam mengingatkan  Hati yang telah ter gores luka  Luka yang kian memar membahana  Lara mengikis tepian relung hati Sadar seketika hidupku  Terasa sepi layaknya peti  Setia menunggu kematian  Tibanya hari akhir seseorang  Di penghujung penantian Tak lagi terasa dalam lidah Manis  Pahit  Asam  Asin  Getirnya gelora rasa  Dari dalam jiwa Semua tertelan oleh dusta  Semua terhapus oleh penantian  Sang penghianat janji seiya sekata  Sehidup dan sematimu Dengarlah Kasih,  Hidupku bagaikan karam  Tanpa terangnya lentera  Dan ramainya suara tawa  Dari candamu yang pernah  Mewarnai hari-hariku "" Sang Penghianat "" (Putra Jogja)

Kumpulan Cerita Lucu Banget Paling Lucu 2015

Kumpulan Cerita Lucu Banget - Cerita Humor Singkat nan Gokil bersifat Lucu dan bikin Anda ngakak setengah mati , itu pun jika anda benar-benar menghayatinya dengan benar juga membaca tentang cerita lucu yang akan saya persembahkan di hari ini. Namun Peringatan Keras ! tetap saya sampaikan kepada para pembaca ceritakatacinta.blogspot.com ini , adalah dimana Cerita-Cerita Lucu dibawah ini kadang