Puisi : Alur Cerita Ini
Lebat hujan di taman pilu
Dinding bisu enggan berlalu
Derai waktu meliput kalbu
Lembar cerita menyeruak sendu
Mega mendung menyelimut sukma
Gemuruh guntur menggelegar getarkan jiwa
Hening renta mendayuh penjuru
Gelinjir waktu menembus suratan nan kelabu
Gontai langkah kelamnya memijak
Gejolak mengelonjak tepian tak berbisik
Gurauan memerih menyayat bathin tersedak
Gugusan hancur berkeping nan terisak
Ya Tuhan,
Ini kah takdhir dari sebuah cinta tak menyatu?
Ini kah takdhir dari sebuah cerita tak bermaknaku?
Atau kah ini hanya tipu muslihat seorang kasih yang ku rindu?
Bila kah benar,
Kan ku coba iklhaskan goresan luka ini
Di mana raga, sukmaku memilu nan mati
Tanpa arti pengorbanan cinta suciku
Ya Tuhan,
Jika badai dan lebatnya hujan ini bisa menghapuskan memori yang ada
Maka ijhinkanlah aku larut dalam alurMU
Karna aku yakin, bahwa alurMU adalah untuk kebaikanku
"" Alur Cerita Ini ""
( Putra Jogja )
Dinding bisu enggan berlalu
Derai waktu meliput kalbu
Lembar cerita menyeruak sendu
Mega mendung menyelimut sukma
Gemuruh guntur menggelegar getarkan jiwa
Hening renta mendayuh penjuru
Gelinjir waktu menembus suratan nan kelabu
Gontai langkah kelamnya memijak
Gejolak mengelonjak tepian tak berbisik
Gurauan memerih menyayat bathin tersedak
Gugusan hancur berkeping nan terisak
Ya Tuhan,
Ini kah takdhir dari sebuah cinta tak menyatu?
Ini kah takdhir dari sebuah cerita tak bermaknaku?
Atau kah ini hanya tipu muslihat seorang kasih yang ku rindu?
Bila kah benar,
Kan ku coba iklhaskan goresan luka ini
Di mana raga, sukmaku memilu nan mati
Tanpa arti pengorbanan cinta suciku
Ya Tuhan,
Jika badai dan lebatnya hujan ini bisa menghapuskan memori yang ada
Maka ijhinkanlah aku larut dalam alurMU
Karna aku yakin, bahwa alurMU adalah untuk kebaikanku
"" Alur Cerita Ini ""
( Putra Jogja )
Komentar
Posting Komentar