Puisi : Gejolak Jiwa
Aku jejaki purnama-purnama malam
Dalam gelap, terangnya
Namun jiwaku masih saja merasa tak berdaya
Walau tahuku semua ini adalah kenyataan yang harus ku terima
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di tempat itu
Pastilah aku akan mengubah langkah kakiku
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di alam sadar
Pastilah aku akan bangun dan berlari menjauhimu
Semua seakan-akan sempurna
Saat di mana aku kau buai dengan cinta
Hingga aku larut dalam khayalan rasa
Sesaat dilema membelenggukan satu nama
Seiring jalan kita lalui
Mengisi , mewarnai hari
Tak ada yang kurasa kurang
Semua telah kau penuhi
Entah kenapa?
Waktu yang ku anggap bersahaja
Ternyata malah menjerumuskanku dalam lembah sang nista
Di mana halnya getir, pahit menjelma lara
Dan semakin hari aku mengingatmu
Semakin pula rasa ini menyiksaku
Namun aku tak bisa tuk pungkiri semua itu
Karna hatipun masih berukir namamu
Fikirku tak ada habis-habisnya
Walau semua telah nampak di mata
Katapun telah jelas terlontar
Dan kenyataan itu juga telah kau sematkan
Inikah hadiah darimu?
Di mana tulusnya kau balas luka
Di mana kasihnya kau balas dusta
Di mana cinta kau balas air mata
Mungkin tak selamanya aku bisa menyayangimu
Namun ingatlah akan selamanya aku merindukanmu dengan gejolak jiwa yang ada
"" Gejolak Jiwa ""
( Putra Jogja )
Dalam gelap, terangnya
Namun jiwaku masih saja merasa tak berdaya
Walau tahuku semua ini adalah kenyataan yang harus ku terima
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di tempat itu
Pastilah aku akan mengubah langkah kakiku
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di alam sadar
Pastilah aku akan bangun dan berlari menjauhimu
Semua seakan-akan sempurna
Saat di mana aku kau buai dengan cinta
Hingga aku larut dalam khayalan rasa
Sesaat dilema membelenggukan satu nama
Seiring jalan kita lalui
Mengisi , mewarnai hari
Tak ada yang kurasa kurang
Semua telah kau penuhi
Entah kenapa?
Waktu yang ku anggap bersahaja
Ternyata malah menjerumuskanku dalam lembah sang nista
Di mana halnya getir, pahit menjelma lara
Dan semakin hari aku mengingatmu
Semakin pula rasa ini menyiksaku
Namun aku tak bisa tuk pungkiri semua itu
Karna hatipun masih berukir namamu
Fikirku tak ada habis-habisnya
Walau semua telah nampak di mata
Katapun telah jelas terlontar
Dan kenyataan itu juga telah kau sematkan
Inikah hadiah darimu?
Di mana tulusnya kau balas luka
Di mana kasihnya kau balas dusta
Di mana cinta kau balas air mata
Mungkin tak selamanya aku bisa menyayangimu
Namun ingatlah akan selamanya aku merindukanmu dengan gejolak jiwa yang ada
"" Gejolak Jiwa ""
( Putra Jogja )
Komentar
Posting Komentar