Puisi : Cinta Yang Tak Lagi Berisyarat
Segenap ratap ter toreh sesaat
Tat kala duka menggema
berbekas
Bahana lara dalam vananya
Dengan beragam mimpi
yang ter selimuti kegelapan
Ketika rasa beranjak pergi
Bathinpun tersiksa mencari
Tentang keberadaanmu
Setibanya di lautan, sepiku mulai mengusik kediaman
Yang selalu membisik
Hanya karna di racun rasa
Mati bernada luka dengan cerita yang meyakitkan
Takkan ada lagi artinya ukiran
Terus apa yang harus di fikir kembali?
Sementara pergimu lenyap dari nyataku
Hanya dalam Kesedihan
ku genggam rasa
Hingga senyumpun telah terkapar
Takkan ada lagi rasa yang bersemi
Takkan ada lagi cinta yang kan tumbuh
Meskipun nada-nada bermelodi
Layaknya hari meniti menyusuri titian-titian mega yang membisu
Dan takkan pernah lagi mampu menguraikan kalimah
Tuhan...
Ijhinkanlah aku menyayanginya
Dengan rasaku yang hanya sekejap mata menerewang
Meskipun cintanya tak lagi ber isyarat
"" Cinta Yang Tak Lagi Berisyarat ""
( Putra Jogja )
Tat kala duka menggema
berbekas
Bahana lara dalam vananya
Dengan beragam mimpi
yang ter selimuti kegelapan
Ketika rasa beranjak pergi
Bathinpun tersiksa mencari
Tentang keberadaanmu
Setibanya di lautan, sepiku mulai mengusik kediaman
Yang selalu membisik
Hanya karna di racun rasa
Mati bernada luka dengan cerita yang meyakitkan
Takkan ada lagi artinya ukiran
Terus apa yang harus di fikir kembali?
Sementara pergimu lenyap dari nyataku
Hanya dalam Kesedihan
ku genggam rasa
Hingga senyumpun telah terkapar
Takkan ada lagi rasa yang bersemi
Takkan ada lagi cinta yang kan tumbuh
Meskipun nada-nada bermelodi
Layaknya hari meniti menyusuri titian-titian mega yang membisu
Dan takkan pernah lagi mampu menguraikan kalimah
Tuhan...
Ijhinkanlah aku menyayanginya
Dengan rasaku yang hanya sekejap mata menerewang
Meskipun cintanya tak lagi ber isyarat
"" Cinta Yang Tak Lagi Berisyarat ""
( Putra Jogja )
Komentar
Posting Komentar